Template by:
Free Blog Templates

Rabu, 28 Oktober 2009

ASEAN Satukan Suara Hadapi Perubahan Iklim

Share on Facebook
Kepala negara maupun kepala pemerintahan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) menyatukan suara terkait isu perubahan iklim. Dirjen ASEAN Departemen Luar Negeri Djauhari Oratmangun yang ditemui di sela-sela rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-15 di Hua Hin, Thailand, Sabtu (24/10) malam mengatakan kesatuan sikap para pemimpin ASEAN ini telah dituangkan dalam "Pernyataan Bersama".

Dalam pernyataan bersama tersebut, ASEAN mengimbau pada negara-negara Annex 1 untuk segera menurunkan dengan tajam emisi gas rumah kacanya. Djauhari menuturkan bahwa dalam permasalahan perubahan iklim ini, negara-negara maju harus ikut dalam upaya menurunkan emisi karbon, demikian pula untuk negara-negara berkembang. Selain itu, ASEAN juga menyerukan pada negara-negara di kawasan untuk menjaga pantai dan lautnya dari kerusakan akibat efek negatif dari perubahan iklim.

Untuk menyukseskan Konferensi Iklim di Kopenhagen, November mendatang, negara-negara ASEAN juga telah berkomitmen lebih mempererat kerja sama antarnegara anggota dan negara mitra. Menurut Djauhari, menindaklanjuti pernyataan bersama ini, Menteri Lingkungan Hidup dari negara-negara anggota ASEAN untuk membahas masalah lingkungan. "Mereka akan bertemu pada Desember tahun ini di Singapura," katanya.

Selain dibahas dalam pertemuan tingkat kepala negara atau pemerintahan negara-negara ASEAN, masalah perubahan iklim ini juga dibahas dalam pertemuan ASEAN dengan Republik Korea dalam KTT ASEAN ke-15. Dalam pertemuan dengan negara-negara ASEAN tersebut, pemerintah Korea Selatan menyatakan mengalokasikan dana sebesar 100 juta dollar AS untuk mendukung ASEAN menghadapi perubahan iklim. Dana tersebut juga akan digunakan untuk pengelolaan air bersih.

Sementara itu lembaga penggiat lingkungan Greenpeace Asia Tenggara meminta pimpinan ASEAN untuk lebih memperhatikan masalah perubahan iklim. Menurut Manajer Kampanye Greenpeace Asia Tenggara Tara Buakamsri, penduduk ASEAN telah merasakan akibat dari perubahan iklim.

Menurut dia, negara-negara di ASEAN harus berkomitmen untuk menghentikan penggundulan hutan dan melaksanakan pembangunan yang rendah karbon, serta melaksanakan kesepakatan dalam Konferensi Kopenhagen yang akan dilaksanakan di akhir tahun 2009 ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Lencana Facebook